PBB Nyatakan JIka Sekitar 108 Warga Sipil Tewas Dalam Serangkaian Serangan di Wilayah Tigray Utara

Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada Jumat (14/1/2022), setidaknya ada 108 warga sipil telah tewas sejak awal Januari 2022 dalam serangkaian serangan udara di wilayah Tigray utara yang dilanda perang di Ethiopia.

PBB juga memperingatkan bencana kemanusiaan yang mengancam di kawasan itu, dengan operasi distribusi makanannya di ambang terhenti. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan di Twitter, "Seruan saya kepada para pihak: hentikan pertempuran dalam segala bentuknya.

Semua orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan harus menerimanya secepat mungkin. Saatnya untuk memulai dialog dan rekonsiliasi."

Komisi hak asasi manusia (PORK) PBB mendesak pihak berwenang Ethiopia untuk memastikan perlindungan warga sipil, dengan mengatakan serangan yang tidak proporsional yang mengenai sasaran non-militer dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Ethiopia Utara telah dilanda konflik sejak November 2020 ketika Perdana Menteri Abiy Ahmed mengirim pasukan ke Tigray setelah menuduh partai yang berkuasa di kawasan itu, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), melakukan serangan terhadap kamp-kamp tentara federal.

"Kami khawatir dengan berbagai laporan yang sangat mengganggu yang terus kami terima mengenai korban sipil dan penghancuran obyek sipil akibat serangan udara di wilayah Tigray Ethiopia,"kata juru bicara Komisi pork PBB, Liz Throssell, kepada wartawan di Jenewa, Swiss, sebagaimana dikutip dari AFP, Sabtu (15/1/2022).

Dia mengetahui, setidaknya 108 warga sipil dilaporkan telah tewas dan 75 lainnya terluka sejak awal tahun ini akibat serangan udara yang diduga dilakukan oleh angkatan udara Ethiopia.

Dia memerinci serangkaian serangan udara, termasuk serangan 7 Januari di kamp Dedebit untuk pengungsi internal, yang menewaskan sedikitnya 56 orang tewas dan 30 lainnya luka-luka, tiga di antaranya kemudian meninggal di rumah sakit.

Pada Senin (10/1/2022), 17 warga sipil dilaporkan tewas dan 21 terluka setelah serangan udara menghantam pabrik tepung. Sementara itu, pada Selasa (11/1/2022), lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan milik negara terkena serangan udara. Serangan itu dilaporkan menewaskan tiga orang.

"Banyak serangan udara lainnya dilaporkan minggu lalu,"tambahnya. Komisi pork PBB meminta pihak berwenang Ethiopia dan sekutu mereka untuk memastikan perlindungan warga sipil dan obyek sipil, sejalan dengan kewajiban mereka di bawah hukum internasional.

"Kegagalan untuk menghormati prinsip-prinsip pembedaan dan proporsionalitas bisa menjadi kejahatan perang,"seru Throssell.

Sementara itu, Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengatakan, distribusinya berada pada titik terendah sepanjang ini, dengan eskalasi konflik yang berarti bahwa tidak ada penyaluran WFP yang mencapai ibu kota Tigrayan, Mekele, sejak pertengahan Desember 2021.

"Operasi bantuan makanan yang menyelamatkan jiwa di Etiopia utara akan terhenti karena pertempuran sengit di lingkungan itu yang menghalangi jalannya bahan bakar dan makanan,"kata juru bicara WFP Tomson Phiri kepada wartawan.

Dia menyampaikan, setelah 14 bulan konflik di Ethiopia utara terjadi, ada lebih banyak orang yang membutuhkan bantuan makanan mendesak. "Tanpa makanan, bahan bakar, akses, kita berada di ambang bencana kemanusiaan besar,"jelas dia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seekor Kucing Yang Tergantung Dan Terjatuh Dari Tribun Stadion Sepak Bola Berhasil Diselamatkan

Seorang Fotografer Menghapus Foto Pernikahan Temannya, Karen Tidak di Izinkan Beristirahat, Makan Dan Minum

Militer Sudah Mengaku JIka Beberapa Tentaranya Tewas Dalam Serangan Tentara Ethiopia di Perbatasan