Seorang Wanita di Inggris Diculik Seorang Polisi, Berikan Tuduhan Palsu Lalu Memperkosanya Dan Dibunuh
Jakarta - Pada Rabu (28/9/2021), pengadilan di Inggris menggelar sidang mengenai seorang polisi yang memperkosa dan membunuh seorang wanita bernama Sarah Everard. Polisi bernama Wayne Couzens (48) tersebut mulanya menculik Everard ketika dalam perjalanan pulang dan memborgolnya atas tuduhan palsu melanggar
pembatasan Covid-19. Insiden tersebut terjadi pada Maret. Everard lalu dikabarkan hilang dan penyelidikannya menjadi salah satu kasus yang menggemparkan publik Inggris. Setelah itu, jenazah Everard ditemukan di hutan sepekan setelah dia diculik.
Diketahui dia dicekik kemudian dibakar sebagaimana dilansir
AFP. Couzens, yang bertugas di Kepolisian Metropolitan London,
ditetapkan sebagai tersangka lalu mengakui penculikan, pemerkosaan, dan
pembunuhan terhadap Everard pada Juli.
Dalam persidangan, jaksa Tom Little mengatakan bahwa Couzens menargetkan
wanita yang bekerja sebagai eksekutif advertising berusia 33 tahun
tersebut pada 3 Maret. Saat melakukan aksinya, Couzens sebenarnya tidak
sedang tidak bertugas tetapi mengenakan ikat pinggang polisi.
Saat
melihat Everard, dia menculiknya dengan tuduhan palsu melanggar
pembatasan virus corona dan memborgolnya. Sebelumnya, Couzens juga
menunjukkan kartu anggota kepolisian.
Rekaman kamera keamanan menunjukkan, Couzens menunjukkan kartu anggota
kepolisian kemudian memborgol Everard sebelum memasukkannya ke dalam
mobil yang dia sewa. Little menambahkan, pasangan suami istri yang lewat
dengan mobil juga menyaksikan insiden tersebut.
Keduanya mengira seorang petugas polisi yang menyamar sedang melakukan
penangkapan. Little menuturkan, Couzens memanfaatkan pengetahuan dan
pengalamannya tentang patroli polisi yang memberlakukan pembatasan dalam
melancarkan aksinya tersebut.
Rentan
Mantan pacar Everard juga angkat bicara. Dia menuturkan bahwa Everard
adalah wanita yang cerdas dan bijaksana. Dia menambahkan, Everard tidak
akan masuk ke mobil dengan orang asing kecuali dipaksa atau
dimanipulasi.
Seorang pengacara mengatakan, Everard sedang dalam
perjalanan pulang dari rumah temannya ketika dia diculik. "Itu
membuatnya lebih rentan dan lebih mungkin untuk tunduk pada tuduhan
bahwa dia telah melanggar peraturan Covid,"kata pengacara.
Hakim tengah mempertimbangkan apakah akan menjatuhkan hukuman kurungan
seumur hidup kepada Couzens. Hukuman tersebut akan diumumkan pada Kamis
(30/9/2021). Sebelum sidang, Kepolisian Metropolitan London dalam sebuah
pernyataan mengutuk kejahatan yang dilakukan Couzens.
"Kami muak, marah dan hancur oleh kejahatan pria ini, yang mengkhianati semua yang kami perjuangkan,"bunyi pernyataan itu. Selain itu, Kepolisian Metropolitan London juga telah memecat Couzens.
Para demonstran berkumpul di luar pengadilan dan memegang spanduk bertuliskan slogan-slogan yang mengkritik polisi. Pemerintah juga berjanji untuk memperbaiki undang-undang setelah pembunuhan Everard memicu kemarahan yang meluas atas kurangnya keamanan perempuan di ruang publik.
Komentar
Posting Komentar